Jurnal ulat pekan 4

Bismillahirrahmanirrahiim... 

Minggu ini saya masih memutuskan fokus pada 1 keluarga, yaitu manajemen waktu.. Meskipun ada rencana menambah keluarga mindfullnes atau parenting atau agama.... 

Insight yg saya dapat dari pelajaran mengatur waktu (resume ala saya) adalah 
1. Meminta ridho kepada sang pemilik waktu 
2. Dekatkan diri pada Sang pemilik waktu
3. Ikhtiar membuat manajemen prioritas dan manajemen aktivitas. Krn kegiatan harian saya yg cukup dinamis oleh karena itu yg penting adalah memenuhi target harian sesuai skala prioritas
4. Time blocking utk keluarga vs publik 
5. Hadir sepenuh hati dan sepenuh diri 


Berikut resume pelajaran dari narasumber yg diundang oleh keluarga kami 

Notulensi Sharing On Zoom
Keluarga Manajemen Waktu Ibu Produktif
(Fase Ulat Pekan 4)

Waktu/Tanggal : Kamis, 4 Maret 2021
Pukul : 16.00-15.30 WIB
Tema :  Busy VS Productive
    “Hidup Lebih Mudah dengan Time Management”
Narasumber : Euis Kurniawati
Moderator : Novya Ekawati
Kehadiran : 15 orang

Hasil Sharing :

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Manajemen Waktu :

Strong why. 
Tentukan strong why terlebih dahulu. Jika strong why kuat alarm otomatis akan muncul, maksudnya kita akan lebih aware terhadap distraktor-distraktor yang menghampiri kita dan aware ketika ternyata kita tidak on track

Menentukan prioritas aktivitas
Aplikasikan 4  Kuadran Aktivitas (di materi Matrikulasi dan Bunda Sayang ada ya Bun). 
Berikut uraian untuk setiap kuadran :
Aktivitas yang Penting mendesak  maka ini harus segera dilakukan
Aktivitas Penting tapi tidak mendesak maka rencanakan segera dengan matang. 
Contoh penerapan :
Buat sticky notes tempel ditempat yang bisa kita lihat, Tulis target dan deadlinenya, sehingga kita bisa tahu urutan kapan harus menyelesaikannya.

Antara point 1 dan 2 kadang ambyar itu karena caranya…yaitu pilih cara yang sesuai
Bisa membuat alarm untuk reminder di HP, menggunakan google calendar

Aktivitas Tidak penting tapi mendesak maka silahkan didelegasikan.
Mendelegasikan ke orang lain, ke mesin, dll). Selain delegasi kita juga bisa berkolaborasi dengan  anggota keluarga (bisa suami, anak-anak atau lainnya yang ada di rumah). 
Terkadang kolaborasi gagal tidak sesuai target, tidak sesuai harapan maka bisa didelegasikan ke orang lain diluar rumah (penyedia jasa). Yang terpenting dalam pendelegasian yaitu kita harus memastikan bahwa kegiatan tersebut sudah terdelegasikan
Mental keberlimpahan (abundant mentality). Terkdang kita merasa “aduh eman ya bayar londre habis 30 rb, kan bisa hemat jika bisa kita kerjakan sendiri” nah perasaan seperti ini namanya abundant mentality, padahal sebenarnya ketika kita melakukannya sendiri kita sangat kesulitan waktunya. Maka, bahagiakan diri dengan merubah sudut pandang ke hal yang positif “saya melondrekan baju biar bisa menambah perekonomian si Mas londre, jd bisa belikan susu anaknya, dll”

Aktivitas Tidak penting tidak mendesak 
Aktivitas ini suka-suka kita aja mau melakukan atau tidak karena memang tidak penting dan tidak mendesak. Boleh dilakukan boleh tidak, tergantung diri kita sendiri



Tools (alat bantu)
Tools yang digunakan banyak sekali bisa bullet journal, time blocking, pomodoro, dll. Yang perlu digarisbawahi tools yang digunakan oleh orang lain belum tentu cocok bagi kita, begitu sebaliknya. Jadi pilih tools yang sesuai dengan diri kita.

Kolaborasi/delegasi
Kolaborasi/delegasi aktivitas dengan anggota keluarga, anak-anak dan suami sekaligus bisa menjadi ajang untuk masa latih bagi anak-anak.

Pilih perencanaan aktivitas kegiatan
Buat perencanaan aktivitas kegiatan. Ada yang disiplin mengerjakan sesuai waktu namun ada juga mengerjakan yang penting selesai, itu tidak menjadi masalah karena ini terkait dengan bakat seseorang

Mengelola stress
Kenali dan kendalikan stress
Agendakan untuk me time (melakukan hal-hal yang kita suka) karena aktivitas yang rutin dan monoton akan membuat bagian otak PFC (Pre Frontal Cortex)/ubun-ubun rentan stagnan/panas. Jk PFC stagnan maka bagian otak Amygdala (otak emosi) bisa naik frekuensinya sehingga kita menjadi emosi (marah) 

Closing Statement :
Kunci bahagia dan produktif dalam manajemen waktu :
Mengelola aktivitas
Mengelola waktu
Mengelola stress

Kita harus menjadi Ibu yang bahagia, namun lebih jauh tidak hanya menjadi ibu yang bahagia tapi juga ibu yang produktif (memberikan kebermanfaatan sebanyak-banyaknya bagi sekitar/manusia lainnya)
(diresume oleh mba anjar)

Suka banget quotenya mba euis: 
Dont just be busy, be productive!

Bismillahhh....

Comments

Popular posts from this blog

Review Buddy #1 Identifikasi masalah

Building the solid Team

Problem Statement Bunda Salihah Batch 2